Berikut terdapat contoh beberapa kartu/ dokumen
yang dibutuhkan ketika kita menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan
manufaktur :
Hajimemashite^^ Watashi wa Ester desu.. Enjoy this blog.. This blog especially for all reader that I love so much.^^
Senin, 10 Desember 2012
Penghitungan dan Pencatatan Harga Pokok Barang Dalam Proses
Setelah kita membahas Harga Pokok Produk Jadi sekarang kita membahas
Harga Pokok Barang Dalam proses.
Sebagai contoh, data biaya produksi CV MERDEKA untuk bulan Juli 2009
adalah sebagai berikut :
Penghitungan dan Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi
Produk Jadi adalah produk yang telah selesai diproses pada suatu periode.
Dalam penerapan metode harga pokok pesanan, harga pokok produk jadi
dihitung berdasarkan data biaya yang dicatat dalam kartu harga pokok yang
bersangkutan. Sebagai contoh, data biaya produksi CV MERDEKA untuk bulan Juli
2009 adalah sebagai berikut :
Tentang Biaya Overhead Pabrik
Sebagai contoh, suatu perusahaan manufaktur membebankan
BOP dengan tarif 35% dari penggunaan Biaya Bahan Baku.
Data produksi dan BOP yang sesungguhnya terjadi dalam
bulan Juli 2008 sebagai berikut :
“BOP Dibebankan” dan “BOP yang sesungguhnya”
Jangan terkecoh, antara
BOP Dibebankan dengan BOP Sesungguhnya adalah berbeda.
Berikut kita akan
membahas tentang perbedaan kedua biaya tersebut.
-
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan adalah BOP yang
dihitung berdasarkan tarif yang telah ditentukan perusahaan. Sedangkan BOP
Sesungguhnya adalah BOP yang sesungguhnya terjadi pada periode produksi barang
yang bersangkutan.
-
BOP Sesungguhnya digunakan ketika menghitung
biaya produksi yang digunakan pada periode tertentu. Sedangkan BOP Dibebankan
digunakan ketika menghitung harga pokok produk yang bersangkutan.
-
BOP Sesungguhnya dimuat dalam jurnal yang
mencatat pemakaian biaya produksi pada periode tertentu. Sedangkan BOP
Dibebankan dimuat dalam jurnal Harga Pokok Produk yang bersangkutan.
Untuk
lebih jelas, perhatikan uraian berikut!
Pencatatan
BOP secara garis besar meliputi pencatatan BOP Sesungguhnya, BOP dan pencatatan Selisih BOP.
Sebagai
contoh, suatu perusahaan manufaktur membebankan BOP dengan tarif 35% dari
penggunaan Biaya Bahan Baku.
Contoh Pembuatan Jurnal Untuk Biaya Tenaga Kerja Langsung
Sebagai
ilustrasi, penggunaan upah langsung berdasarkan Kartu Jam Kerja untuk bulan
Juli 2008
adalah
sebagai berikut : |
Penghitungan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Di sini kita akan
membahas tentang tarif BOP yang dibebankan kepada produk. Dalam penerapan
metode harga pokok pesanan, Biaya Overhead Pabrik (BOP) yang diperhitungkan
sebagai harga pokok produk adalah biaya overhead pabrik yang ditetapkan
berdasarkan tariff yang ditentukan sebelum proses produksi mulai. Bukan biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi pada periode produksi.
Beberapa pilihan yang
dapat digunakan sebagai dasar penghitungan tarif BOP yang dibebankan antara
lain :
Memasukkan Biaya Tenaga Kerja ke dalam Kartu Harga Pokok
Di awal kita sudah menghitung Biaya Tenaga Kerja
dan Biaya Tenaga Kerja, angka-angkanya tinggal dimasukkan saja ke dalam
kolom-kolom yang ada pada Kartu Harga Pokok. Memasukkannya sesuai tanggal ya
kawan..
Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja
langsung dalam penerapan harga pokok pesanan hanya terdiri dari gaji dan upah
karyawan yang terkait langsung dengan proses produksi.
Pencatatannya dalam
Jurnal Umum pada saat terjadinya adalah sebagai berikut :
Pencatatan ke dalam Kartu Harga Pokok Produk
Berikut adalah pencatatan
ke dalam Kartu Harga Pokok Produk
Pencatatan Biaya Bahan Baku ke Dalam Buku Jurnal
Berikut adalah pencatatan
ke dalam Jurnal Pembelian dan Kartu Sediaan :
Jurnal
Pembelian
|
||||||||||||||
Tanggal
|
Nomor Faktur
|
Dibeli dari
|
DEBET
|
KREDIT
|
||||||||||
Sediaan Bahan Baku
|
Akun
|
Lain-Lain
|
Hutang Dagang
|
|||||||||||
No.
|
Jumlah
|
|||||||||||||
Jul-05
|
27
|
PT ABU
|
18.500.000
|
-
|
-
|
-
|
18.500.000
|
|||||||
Harga Perolehan Bahan Baku
Berikut adalah cara untuk
menghitung harga perolehan bahan baku.
1)
Untuk satu macam bahan baku
Contoh :
Pembelian 100 kg bahan baku dengan harga Rp 25.000,00 per kg. Biaya
transportasi Rp 100.000,00.
Jadi
penghitungan harga perolehan bahan bakunya :
-
Harga faktur : 100 kg @ Rp 25.000,00
………………… Rp 2.500.000,00
-
Biaya transportasi ……………………………………….......... Rp
100.000,00
Total harga perolehan
………………………………….. ........ Rp
2.600.000,00
2)
Untuk lebih dari satu macam bahan baku
Penghitungan dan pencatatan biaya bahan baku
Harga pokok bahan baku
yang dipakai dalam proses produksi (Biaya Bahan Baku) bergantung pada sistem
pencatatan dan metode penilaian sediaan bahan baku yang diterapkan. Ada dua
macam sistem pancatatan sediaan bahan baku yang dapat digunakan yaitu sistem
Fisik dan sistem Perpetual. Sedangkan metode penilaian yang dapat digunakan
adalah metode FIFO, LIFO, dan AVERAGE. Dalam menerapkan metode harga pokok
pesanan, sediaan bahan baku dicatat menurut sistem pencatatan perpetual.
Artinya harga pokok bahan baku dihitung setiap terjadi pemakaian dalam proses
produksi.
Penghitungan dan Pencatatan Biaya Produksi
Biaya produksi untuk menyelesaikan
tiap jenis produk dicatat dalam Kartu Harga Pokok. Jadi Kartu Harga Pokok
berfungsi sebagai tempat mencatat biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja
langsung. Untuk biaya produksi tidak langsung ata Biaya Overhead Pabrik yang
dibebankan dicatat setelah produk yang bersangkutan selesai diproses.
Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur Penerapan Metode Harga Pokok Pesanan
A. Kelengkapan yang Diperlukan
Kelengkapan
yang diperlukan untuk menyelenggarakan akuntansi dalam perusahaan manufaktur
secara manual :
1.
Buku jurnal pembelian sebagai tempat untuk mencatat
transaksi pembelian bahan baku, bahan penolong, dan barang-barang lainnya.
2.
Buku jurnal pemakaian bahan baku sebagai
tempat mencatat harga pokok bahan baku yang dipakai dalam suatu periode
tertentu.
3.
Kartu harga pokok produk sebagai tempat
mencatat biaya produksi untuk setiap jenis produk.
4.
Buku jurnal umum sebagai tmpat mencatat
pembebanan biaya overhead pabrik, harga pokok
produk selesai dan harga pokok produk dalam proses akhir periode.
5.
Buku jurnal khusus lainnya yaitu jurnal
penjualan, jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas.
6.
Kartu sediaan bahan baku, kartu piutang dan
kartu hutang sebagai buku pembantu.
B.Penggolongan dan Pembebanan Biaya Produksibiaya
produksi
Metode Pengumpulan Biaya Produksi
Hello !!
Saat ini kita mau mengintip materi tentang Metode Pengumpulan Biaya
Produksi, pada perusahaan manufaktur tentunya.
Nah, metode pengumpulan biaya produksi pada perusahaan manufaktur
bergantung kepada karakteristik produksi perusahaan yang bersangkutan.
Dilihat dari sudut karakteristik produksi, perbedaan perusahaan
manufaktur adalah sevagai berikut :
Minggu, 11 November 2012
Penggolongan Biaya dalam Perusahaan Manufaktur
Setelah kita tau tentang
pengertian biaya, kita belajar tentang penggolongan biaya yuuuk?
1.
PENGGOLONGAN BIAYA DALAM PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
Ada 4 macam dasar
pengolongan biaya, yaitu penggolongan biaya berdasarkan fungsi-fungsi pokok
dalam perusahaan, penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan sesuatu
yang dibiayai, penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan volume
kegiatan, dan penggolongan biaya berdasarkan jangka waktu manfaatnya.
Selasa, 23 Oktober 2012
Kelengkapan-Kelengkapan Perusahan Manufaktur
Saat
ini saya akan menjelaskan tentang kelengkapan-kelengkapan yang digunakan dalam
perusahaan Manufaktur. Dalam Perusahaan Manufaktur yang menyelenggarakan
akuntansi secara manual, kelengkapan yang digunakan bergantung pada
karakteristik produksi perusahaan yang bersangkutan. Secara umum meliputi
dokumen transaksi, buku jurnal dan pembantu serta peralatan kantor yang
digunakan untuk kegiatan menulis, menghitung, mengarsip dokumen dan kegiatan
clerical lainnya.
Selasa, 09 Oktober 2012
Preface From Author
Hay readers, teman-teman yang saya sayangi :D
Jujur saja, Blog ini saya buat untuk menyelesaikan tigas akhir "Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi" dari Bapak Joko selaku Guru KKPI saya.
Saya mendapat bagian untuk memposting tentang "KARTU HARGA POKOK PRODUK". Namun akan saya posting tentang hal-hal lain yang menarik tentunya.
Nah, Sebelum kita mempelajari tentang Kartu Harga Pokok Produk, kita harus mengenal dahulu apa itu Perusahaan Manufaktur. Karena Kartu Harga Pokok Produk hanya dimiliki oleh Perusahaan Manufaktur.
Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang di dalamnya terjadi proses industri untuk mengolah barang mentah menjadi barang jadi yang layak untuk dipasarkan. Manufaktur sendiri mempunyai arti proses yang bertujuan untuk mengubah suatu bahan mentah menjadi barang jadi melalui proses tahapan teknologi. Pada perkembangannya, perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menyangkut pengubahan mentah tersebut melalui suatu tahapan proses material, shaping, dan cutting. Perlu diketahui, bahwa produk-prodek manufaktur akan terus berubah spesifikasi atau sifatnya seiring dengan berkembangnya kebutuhan dalam pemakaian. Pemakaian yang bentuknya beraneka ragam merupakan keinginan dari manusia yang setiap saatnya selalu menuntut perubahan dan perkembangan.
Sudah jelas kan apa itu Perusaan Manufaktur?
Sampai jumpa dalam postingan saya selanjutnya yang akan membahas lebih dalam tenyang Perusahaan Manufaktur dan Kartu Harga Pokok Produk.
-Sekian-
Jujur saja, Blog ini saya buat untuk menyelesaikan tigas akhir "Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi" dari Bapak Joko selaku Guru KKPI saya.
Saya mendapat bagian untuk memposting tentang "KARTU HARGA POKOK PRODUK". Namun akan saya posting tentang hal-hal lain yang menarik tentunya.
Nah, Sebelum kita mempelajari tentang Kartu Harga Pokok Produk, kita harus mengenal dahulu apa itu Perusahaan Manufaktur. Karena Kartu Harga Pokok Produk hanya dimiliki oleh Perusahaan Manufaktur.
Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang di dalamnya terjadi proses industri untuk mengolah barang mentah menjadi barang jadi yang layak untuk dipasarkan. Manufaktur sendiri mempunyai arti proses yang bertujuan untuk mengubah suatu bahan mentah menjadi barang jadi melalui proses tahapan teknologi. Pada perkembangannya, perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menyangkut pengubahan mentah tersebut melalui suatu tahapan proses material, shaping, dan cutting. Perlu diketahui, bahwa produk-prodek manufaktur akan terus berubah spesifikasi atau sifatnya seiring dengan berkembangnya kebutuhan dalam pemakaian. Pemakaian yang bentuknya beraneka ragam merupakan keinginan dari manusia yang setiap saatnya selalu menuntut perubahan dan perkembangan.
Sudah jelas kan apa itu Perusaan Manufaktur?
Sampai jumpa dalam postingan saya selanjutnya yang akan membahas lebih dalam tenyang Perusahaan Manufaktur dan Kartu Harga Pokok Produk.
-Sekian-
Selasa, 31 Juli 2012
Metode Penyusutan Aktiva Tetap - Metode Jumlah Angka Tahun
Terdapat 3 metode penyusutan aktiva tetap yang saya pelajari di kelas XII, yaitu:
Yang akan saya bahas di sini adalah metode ketiga, yaitu metode jumlah angka tahun.
Dalam metode jumlah angka tahun ini, penyusutan dihitung dengan cara mengurangkan harga perolehan dengan nilai sisa dan mengalikan hasilnya dengan pecahan dari depresiasi. Penyebut pecahan tersebut adalah jumlah angka tahun dari usia kegunaan (umur ekonomis). Misalkan usia kegunaan (umur ekonomis) adalah 5 tahun, maka penyebutnya= 5 + 4 + 3 + 2 + 1= 15. Sedangkan pembilangnya adalah tahun dengan urutan mundur. Dengan kata lain, pembilangnya menggunakan sisa umur ekonomis dari aktiva. Pada awal penggunaan, sisa umur ekonomis masih 5 tahun, maka pembilangnya 5. Setelah digunakan 1 tahun, sisa umur ekonomis menjadi 4 tahun, maka pembilangnya 4, begitu seterusnya.
Contoh: Sebuah aktiva dengan harga perolehan Rp 10.000.000,00 memiliki nilai sisa Rp 2.000.000,00 dengan umur ekonomis 4 tahun. Maka penghitungan penyusutannya:
Jumlah angka tahun= 4 + 3+ 2 +1= 10
Maka penyusutannya:
Rp 3.200.000,00 + Rp 2.400.000,00 + Rp 1.600.000,00 + Rp 800.000,00 = Rp 8.000.000,00
Coba kita buktikan kebenarannya, dari data di atas disebutkan bahwa Harga Perolehannya Rp 10.000.000,00 dan Total penyusutannya Rp 8.000.000,00,
maka >> Rp 10.000.000,00 - Rp 8.000.000,00 = Rp 2.000.000,00
Angka Rp 2.000.000,00 tersebut merupakan nilai sisa. Bukankah sudah cocok dengan data di atas? ^^
Gampang bukan?
Selamat mencoba ya :)
- Metode Garis Lurus
- Metode Saldo Menurun
- Metode Jumlah Angka Tahun
Yang akan saya bahas di sini adalah metode ketiga, yaitu metode jumlah angka tahun.
Dalam metode jumlah angka tahun ini, penyusutan dihitung dengan cara mengurangkan harga perolehan dengan nilai sisa dan mengalikan hasilnya dengan pecahan dari depresiasi. Penyebut pecahan tersebut adalah jumlah angka tahun dari usia kegunaan (umur ekonomis). Misalkan usia kegunaan (umur ekonomis) adalah 5 tahun, maka penyebutnya= 5 + 4 + 3 + 2 + 1= 15. Sedangkan pembilangnya adalah tahun dengan urutan mundur. Dengan kata lain, pembilangnya menggunakan sisa umur ekonomis dari aktiva. Pada awal penggunaan, sisa umur ekonomis masih 5 tahun, maka pembilangnya 5. Setelah digunakan 1 tahun, sisa umur ekonomis menjadi 4 tahun, maka pembilangnya 4, begitu seterusnya.
Contoh: Sebuah aktiva dengan harga perolehan Rp 10.000.000,00 memiliki nilai sisa Rp 2.000.000,00 dengan umur ekonomis 4 tahun. Maka penghitungan penyusutannya:
Jumlah angka tahun= 4 + 3+ 2 +1= 10
Maka penyusutannya:
- Tahun I = 4/10 * (Rp 10.000.000,00-Rp 2.000.000,00) = 4/10 * Rp 8.000.000,00 = Rp 3.200.000,00
- Tahun II = 3/10 * Rp 8.000.000,00 = Rp 2.400.000,00
- Tahun III = 2/10 * Rp 8.000.000,00 = Rp 1.600.000,00
- Tahun IV = 1/10 * Rp 8.000.000,00 Rp 800.000,00
Rp 3.200.000,00 + Rp 2.400.000,00 + Rp 1.600.000,00 + Rp 800.000,00 = Rp 8.000.000,00
Coba kita buktikan kebenarannya, dari data di atas disebutkan bahwa Harga Perolehannya Rp 10.000.000,00 dan Total penyusutannya Rp 8.000.000,00,
maka >> Rp 10.000.000,00 - Rp 8.000.000,00 = Rp 2.000.000,00
Angka Rp 2.000.000,00 tersebut merupakan nilai sisa. Bukankah sudah cocok dengan data di atas? ^^
Gampang bukan?
Selamat mencoba ya :)
Langganan:
Postingan (Atom)