Senin, 10 Desember 2012

Contoh Beberapa Kartu/ Dokumen yang Dibutuhkan Ketika Kita Menyelesaikan Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur


Berikut terdapat contoh beberapa kartu/ dokumen yang dibutuhkan ketika kita menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan manufaktur :

Penghitungan dan Pencatatan Harga Pokok Barang Dalam Proses


Setelah kita membahas Harga Pokok Produk Jadi sekarang kita membahas Harga Pokok Barang Dalam proses.
Sebagai contoh, data biaya produksi CV MERDEKA untuk bulan Juli 2009 adalah sebagai berikut :

Penghitungan dan Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi


Produk Jadi adalah produk yang telah selesai diproses pada suatu periode.
Dalam penerapan metode harga pokok pesanan, harga pokok produk jadi dihitung berdasarkan data biaya yang dicatat dalam kartu harga pokok yang bersangkutan. Sebagai contoh, data biaya produksi CV MERDEKA untuk bulan Juli 2009 adalah sebagai berikut :

Tentang Biaya Overhead Pabrik


Sebagai contoh, suatu perusahaan manufaktur membebankan BOP dengan tarif 35% dari penggunaan Biaya Bahan Baku.
Data produksi dan BOP yang sesungguhnya terjadi dalam bulan Juli 2008 sebagai berikut :

“BOP Dibebankan” dan “BOP yang sesungguhnya”


Jangan terkecoh, antara BOP Dibebankan dengan BOP Sesungguhnya adalah berbeda.
Berikut kita akan membahas tentang perbedaan kedua biaya tersebut.
-          Biaya Overhead Pabrik Dibebankan adalah BOP yang dihitung berdasarkan tarif yang telah ditentukan perusahaan. Sedangkan BOP Sesungguhnya adalah BOP yang sesungguhnya terjadi pada periode produksi barang yang bersangkutan.
-          BOP Sesungguhnya digunakan ketika menghitung biaya produksi yang digunakan pada periode tertentu. Sedangkan BOP Dibebankan digunakan ketika menghitung harga pokok produk yang bersangkutan.
-          BOP Sesungguhnya dimuat dalam jurnal yang mencatat pemakaian biaya produksi pada periode tertentu. Sedangkan BOP Dibebankan dimuat dalam jurnal Harga Pokok Produk yang bersangkutan.

Untuk lebih jelas, perhatikan uraian berikut!
Pencatatan BOP secara garis besar meliputi pencatatan BOP Sesungguhnya, BOP  dan pencatatan Selisih BOP.
Sebagai contoh, suatu perusahaan manufaktur membebankan BOP dengan tarif 35% dari penggunaan Biaya Bahan Baku.

Contoh Pembuatan Jurnal Untuk Biaya Tenaga Kerja Langsung


Sebagai ilustrasi, penggunaan upah langsung berdasarkan Kartu Jam Kerja untuk bulan Juli 2008
adalah sebagai berikut :


Penghitungan Tarif Biaya Overhead Pabrik


Di sini kita akan membahas tentang tarif BOP yang dibebankan kepada produk. Dalam penerapan metode harga pokok pesanan, Biaya Overhead Pabrik (BOP) yang diperhitungkan sebagai harga pokok produk adalah biaya overhead pabrik yang ditetapkan berdasarkan tariff yang ditentukan sebelum proses produksi mulai. Bukan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi pada periode produksi.
Beberapa pilihan yang dapat digunakan sebagai dasar penghitungan tarif BOP yang dibebankan antara lain :

Memasukkan Biaya Tenaga Kerja ke dalam Kartu Harga Pokok


Di awal kita sudah menghitung Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Tenaga Kerja, angka-angkanya tinggal dimasukkan saja ke dalam kolom-kolom yang ada pada Kartu Harga Pokok. Memasukkannya sesuai tanggal ya kawan..

Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung


Biaya tenaga kerja langsung dalam penerapan harga pokok pesanan hanya terdiri dari gaji dan upah karyawan yang terkait langsung dengan proses produksi.
Pencatatannya dalam Jurnal Umum pada saat terjadinya adalah sebagai berikut :

Pencatatan ke dalam Kartu Harga Pokok Produk


Berikut adalah pencatatan ke dalam Kartu Harga Pokok Produk

Pencatatan Biaya Bahan Baku ke Dalam Buku Jurnal


Berikut adalah pencatatan ke dalam Jurnal Pembelian dan Kartu Sediaan :
Jurnal Pembelian
Tanggal
Nomor Faktur
Dibeli dari
DEBET
KREDIT

Sediaan Bahan Baku
Akun
Lain-Lain
Hutang Dagang

No.
Jumlah

Jul-05
27
PT ABU
18.500.000
-
-
-
18.500.000





































Harga Perolehan Bahan Baku


Berikut adalah cara untuk menghitung harga perolehan bahan baku.
1)      Untuk satu macam bahan baku
Contoh : Pembelian 100 kg bahan baku dengan harga Rp 25.000,00 per kg. Biaya transportasi Rp 100.000,00.
Jadi penghitungan harga perolehan bahan bakunya :
-          Harga faktur : 100 kg @ Rp 25.000,00 …………………   Rp 2.500.000,00
-          Biaya transportasi ………………………………………..........    Rp    100.000,00
Total harga perolehan ………………………………….. ........   Rp 2.600.000,00
2)      Untuk lebih dari satu macam bahan baku

Penghitungan dan pencatatan biaya bahan baku


Harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi (Biaya Bahan Baku) bergantung pada sistem pencatatan dan metode penilaian sediaan bahan baku yang diterapkan. Ada dua macam sistem pancatatan sediaan bahan baku yang dapat digunakan yaitu sistem Fisik dan sistem Perpetual. Sedangkan metode penilaian yang dapat digunakan adalah metode FIFO, LIFO, dan AVERAGE. Dalam menerapkan metode harga pokok pesanan, sediaan bahan baku dicatat menurut sistem pencatatan perpetual. Artinya harga pokok bahan baku dihitung setiap terjadi pemakaian dalam proses produksi.

Penghitungan dan Pencatatan Biaya Produksi


Biaya produksi untuk menyelesaikan tiap jenis produk dicatat dalam Kartu Harga Pokok. Jadi Kartu Harga Pokok berfungsi sebagai tempat mencatat biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Untuk biaya produksi tidak langsung ata Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan dicatat setelah produk yang bersangkutan selesai diproses.

Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur Penerapan Metode Harga Pokok Pesanan


    A. Kelengkapan yang Diperlukan
Kelengkapan yang diperlukan untuk menyelenggarakan akuntansi dalam perusahaan manufaktur secara manual :
1.      Buku jurnal pembelian sebagai tempat untuk mencatat transaksi pembelian bahan baku, bahan penolong, dan barang-barang lainnya.
2.      Buku jurnal pemakaian bahan baku sebagai tempat mencatat harga pokok bahan baku yang dipakai dalam suatu periode tertentu.
3.      Kartu harga pokok produk sebagai tempat mencatat biaya produksi untuk setiap jenis produk.
4.      Buku jurnal umum sebagai tmpat mencatat pembebanan biaya overhead pabrik, harga pokok  produk selesai dan harga pokok produk dalam proses akhir periode.
5.      Buku jurnal khusus lainnya yaitu jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas.
6.      Kartu sediaan bahan baku, kartu piutang dan kartu hutang sebagai buku pembantu.

    B.Penggolongan dan Pembebanan Biaya Produksibiaya produksi

Metode Pengumpulan Biaya Produksi


Hello !!
Saat ini kita mau mengintip materi tentang Metode Pengumpulan Biaya Produksi, pada perusahaan manufaktur tentunya.
Nah, metode pengumpulan biaya produksi pada perusahaan manufaktur bergantung kepada karakteristik produksi perusahaan yang bersangkutan.
Dilihat dari sudut karakteristik produksi, perbedaan perusahaan manufaktur adalah sevagai berikut :

Minggu, 11 November 2012

Penggolongan Biaya dalam Perusahaan Manufaktur



Setelah kita tau tentang pengertian biaya, kita belajar tentang penggolongan biaya yuuuk?

1.      PENGGOLONGAN BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Ada 4 macam dasar pengolongan biaya, yaitu penggolongan biaya berdasarkan fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan, penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan volume kegiatan, dan penggolongan biaya berdasarkan jangka waktu manfaatnya.

Selasa, 23 Oktober 2012

Kelengkapan-Kelengkapan Perusahan Manufaktur



Saat ini saya akan menjelaskan tentang kelengkapan-kelengkapan yang digunakan dalam perusahaan Manufaktur. Dalam Perusahaan Manufaktur yang menyelenggarakan akuntansi secara manual, kelengkapan yang digunakan bergantung pada karakteristik produksi perusahaan yang bersangkutan. Secara umum meliputi dokumen transaksi, buku jurnal dan pembantu serta peralatan kantor yang digunakan untuk kegiatan menulis, menghitung, mengarsip dokumen dan kegiatan clerical lainnya.

Selasa, 09 Oktober 2012

Preface From Author

Hay readers, teman-teman yang saya sayangi :D
Jujur saja, Blog ini saya buat untuk menyelesaikan tigas akhir "Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi" dari Bapak Joko selaku Guru KKPI saya.

Saya mendapat bagian untuk memposting tentang "KARTU HARGA POKOK PRODUK". Namun akan saya posting tentang hal-hal lain yang menarik tentunya.

Nah, Sebelum kita mempelajari tentang Kartu Harga Pokok Produk, kita harus mengenal dahulu apa itu Perusahaan Manufaktur. Karena Kartu Harga Pokok Produk hanya dimiliki oleh Perusahaan Manufaktur.
Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang di dalamnya terjadi proses industri untuk mengolah barang mentah menjadi barang jadi yang layak untuk dipasarkan. Manufaktur sendiri mempunyai arti proses yang bertujuan untuk mengubah suatu bahan mentah menjadi barang jadi melalui proses tahapan teknologi. Pada perkembangannya, perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menyangkut pengubahan mentah tersebut melalui suatu tahapan proses material, shaping, dan cutting. Perlu diketahui, bahwa produk-prodek manufaktur akan terus berubah spesifikasi atau sifatnya seiring dengan berkembangnya kebutuhan dalam pemakaian. Pemakaian yang bentuknya beraneka ragam merupakan keinginan dari manusia yang setiap saatnya selalu menuntut perubahan dan perkembangan.

Sudah jelas kan apa itu Perusaan Manufaktur?
Sampai jumpa dalam postingan saya selanjutnya yang akan membahas lebih dalam tenyang Perusahaan Manufaktur dan Kartu Harga Pokok Produk.

-Sekian-

Selasa, 31 Juli 2012

Metode Penyusutan Aktiva Tetap - Metode Jumlah Angka Tahun

Terdapat 3 metode penyusutan aktiva tetap yang saya pelajari di kelas XII, yaitu:
  1. Metode Garis Lurus
  2. Metode Saldo Menurun
  3. Metode Jumlah Angka Tahun

Yang akan saya bahas di sini adalah metode ketiga, yaitu metode jumlah angka tahun.
Dalam metode jumlah angka tahun ini, penyusutan dihitung dengan cara mengurangkan harga perolehan dengan nilai sisa dan mengalikan hasilnya dengan pecahan dari depresiasi. Penyebut pecahan tersebut adalah jumlah angka tahun dari usia kegunaan (umur ekonomis). Misalkan usia kegunaan (umur ekonomis) adalah 5 tahun, maka penyebutnya= 5 + 4 + 3 + 2 + 1= 15. Sedangkan pembilangnya adalah tahun dengan urutan mundur. Dengan kata lain, pembilangnya menggunakan sisa umur ekonomis dari aktiva. Pada awal penggunaan, sisa umur ekonomis masih 5 tahun, maka pembilangnya 5. Setelah digunakan 1 tahun, sisa umur ekonomis menjadi 4 tahun, maka pembilangnya 4, begitu seterusnya.

Contoh: Sebuah aktiva dengan harga perolehan Rp 10.000.000,00 memiliki nilai sisa Rp 2.000.000,00 dengan umur ekonomis 4 tahun. Maka penghitungan penyusutannya:
Jumlah angka tahun= 4 + 3+ 2 +1= 10

Maka penyusutannya:
  • Tahun I = 4/10 * (Rp 10.000.000,00-Rp 2.000.000,00) = 4/10 * Rp 8.000.000,00 = Rp 3.200.000,00
  • Tahun II = 3/10 * Rp 8.000.000,00 = Rp 2.400.000,00
  • Tahun III = 2/10 * Rp 8.000.000,00 = Rp 1.600.000,00
  • Tahun IV = 1/10 * Rp 8.000.000,00 Rp 800.000,00
Mari kita hitung total penyusutannya.
Rp 3.200.000,00 + Rp 2.400.000,00 + Rp 1.600.000,00 + Rp 800.000,00 = Rp 8.000.000,00

Coba kita buktikan kebenarannya, dari data di atas disebutkan bahwa Harga Perolehannya Rp 10.000.000,00 dan Total penyusutannya Rp 8.000.000,00,
maka >> Rp 10.000.000,00 - Rp 8.000.000,00 = Rp 2.000.000,00
Angka Rp 2.000.000,00 tersebut merupakan nilai sisa. Bukankah sudah cocok dengan data di atas? ^^
Gampang bukan?
Selamat mencoba ya :)