Selasa, 31 Juli 2012

Metode Penyusutan Aktiva Tetap - Metode Jumlah Angka Tahun

Terdapat 3 metode penyusutan aktiva tetap yang saya pelajari di kelas XII, yaitu:
  1. Metode Garis Lurus
  2. Metode Saldo Menurun
  3. Metode Jumlah Angka Tahun

Yang akan saya bahas di sini adalah metode ketiga, yaitu metode jumlah angka tahun.
Dalam metode jumlah angka tahun ini, penyusutan dihitung dengan cara mengurangkan harga perolehan dengan nilai sisa dan mengalikan hasilnya dengan pecahan dari depresiasi. Penyebut pecahan tersebut adalah jumlah angka tahun dari usia kegunaan (umur ekonomis). Misalkan usia kegunaan (umur ekonomis) adalah 5 tahun, maka penyebutnya= 5 + 4 + 3 + 2 + 1= 15. Sedangkan pembilangnya adalah tahun dengan urutan mundur. Dengan kata lain, pembilangnya menggunakan sisa umur ekonomis dari aktiva. Pada awal penggunaan, sisa umur ekonomis masih 5 tahun, maka pembilangnya 5. Setelah digunakan 1 tahun, sisa umur ekonomis menjadi 4 tahun, maka pembilangnya 4, begitu seterusnya.

Contoh: Sebuah aktiva dengan harga perolehan Rp 10.000.000,00 memiliki nilai sisa Rp 2.000.000,00 dengan umur ekonomis 4 tahun. Maka penghitungan penyusutannya:
Jumlah angka tahun= 4 + 3+ 2 +1= 10

Maka penyusutannya:
  • Tahun I = 4/10 * (Rp 10.000.000,00-Rp 2.000.000,00) = 4/10 * Rp 8.000.000,00 = Rp 3.200.000,00
  • Tahun II = 3/10 * Rp 8.000.000,00 = Rp 2.400.000,00
  • Tahun III = 2/10 * Rp 8.000.000,00 = Rp 1.600.000,00
  • Tahun IV = 1/10 * Rp 8.000.000,00 Rp 800.000,00
Mari kita hitung total penyusutannya.
Rp 3.200.000,00 + Rp 2.400.000,00 + Rp 1.600.000,00 + Rp 800.000,00 = Rp 8.000.000,00

Coba kita buktikan kebenarannya, dari data di atas disebutkan bahwa Harga Perolehannya Rp 10.000.000,00 dan Total penyusutannya Rp 8.000.000,00,
maka >> Rp 10.000.000,00 - Rp 8.000.000,00 = Rp 2.000.000,00
Angka Rp 2.000.000,00 tersebut merupakan nilai sisa. Bukankah sudah cocok dengan data di atas? ^^
Gampang bukan?
Selamat mencoba ya :)