Minggu, 11 November 2012

Penggolongan Biaya dalam Perusahaan Manufaktur



Setelah kita tau tentang pengertian biaya, kita belajar tentang penggolongan biaya yuuuk?

1.      PENGGOLONGAN BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Ada 4 macam dasar pengolongan biaya, yaitu penggolongan biaya berdasarkan fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan, penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan volume kegiatan, dan penggolongan biaya berdasarkan jangka waktu manfaatnya.
A.  Penggolongan biaya berdasarkan fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan
 Penggolongan biaya berdasarkan fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan disebut juga Penggolongan Dasar. Macamnya adalah:
·      Biaya Produksi yaitu biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual. Biaya ini dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, Biaya Overhead Pabrik.
·      Biaya Pemasaran yaitu biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan usaha memperoleh pesanan dan memenuhi pesanan. Contohnya Biaya Promosi, gaji karyawan bagian penjualan, komisi penjualan, dsb.
·      Biaya Administrasi dan Umum yaitu biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan pengaturan, pengawasan, dan tata usaha organisasi perusahaan yang bersangkutan. Contohnya gaji direksi, gaji pegawai bagian administrasi kantor, biaya perlengkapan kantor, dsb.
B.   Penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai
Berdasarkan hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya digolongkan menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi karena ada sesuatu yang dibiayai, misalnya biaya tenaga kerja untuk pembuatan produk. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak bergantung pada ada tidaknya sesuatu yang dibiayai, misalnya biaya penyusutan mesin pabrik, biaya tersebut akan tetap ada walaupun tidak ada proses pembuatan produk.

Dalam hubungannya dengan produk sebagai suatu yang dibiayai, biaya produksi dikelompokkan menjadi dua yaitu Biaya Produksi Langsung dan Biaya Produksi Tidak Langsung.
Biaya Produksi Langsung adalah biaya produksi yang dapat secara langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produk, dengan kata lain dapat langsung dibebankan kepada produk. Jadi biaya produksi langsung dapat dengan mudah ditelusuri melekatnya pada produk. Biaya produksi langsung terdiri atas :
1)      Biaya Bahan Langsung yaitu semua bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk. Biaya ini melekat langsung pada harga pokok produk. Contoh dari biaya bahan langsung adalah papan kayu yang dipakai untuk membuat kursi, tanah liat untuk pembuatan genting, dll.
2)      Biaya Tenaga Kerja Langsung yaitu upah karyawan yang secara fisik berhubungan langsung dengan pembuatan produk. Biaya ini juga dapat langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produk. Contohnya adalah upah tukang dalam pembuatan meja, upah tukang jahit pada perusahaan garmen, dll.
Biaya Produksi Tidak Langsung atau Biaya Overhead Pabrik (BOP) adalah biaya-biaya yang diperlukan dalam pembuatan produk selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Yang termasuk BOP antara lain :
1)      Bahan penolong, yaitu bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan produk yang penggunaannya relative kecil atau terlalu sulit untuk diperlakukan sebagai bahan langsung. Contoh perekat dan tinta koreksi pada perusahaan percetakan.
2)      Tenaga kerja tidak langsung, yaitu gaji dan upah tenaga kerja yang secara fisik tidak langsung berhubungan dengan pembuatan produk. Misalnya gaji pengawas bagian produksi, gaji manager produksi, gaji panjaga pabrik, dll.
3)      Biaya produksi tidak langsung lainnya misalnya biaya perlengkapan pabrik, biaya penerangan pabrik, biaya penyusutan mesin dan gedung pabrik, dll.
Note:
Biaya Bahan Langsung+Biaya Tenaga Kerja Langsung= Biaya Primer (Prime Cost)
Biaya Tenaga Kerja Langsung+Biaya Overhead Pabrik= Biaya Konversi (Conversion Cost)

C.  Penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan volume kegiatan
Berdasarkan hubungannya dengan perubahan volume kgiatan, biaya digolongkan menjadi 3 golongan :
1)      Biaya Tetap/Konstan yaitu biaya yang sampai tingkat kegiatan tertentu jumlahnya tetap, tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan. Misalnya biaya penyusutan aktiva tetap, pajak bumi dan bangunan, biaya sewa dan asuransi, dll.
2)      Biaya Variabel yaitu biaya yang jumlahnya berubah sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan. Misalnya biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan bakar, dll.
3)      Biaya semi variabel yaitu biaya-biaya yang mempunyai unsur-unsur tetap dan variabel, maka biaya ini sering disebut Biaya Campuran (Mixed Cost). Misalnya biaya pengawasan, biaya pemeriksaan, jasa bagian kalkulasi, biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin, dll.
D.  Penggolongan biaya berdasarkan jangka waktu manfaatnya
Untuk kepentingan perhitungan laba rugi dan penentuan harga pokok produk secara teliti, biaya digolongkan berdasarkan hubungannya dengan periode pembebanannnya. Penggolongannya ialah :
1)      Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), adalah pangeluaran yang manfaatnya dinikmati lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal pada saat terjadinya dicatat sebagai aktiva dan dibebankan kepada periode-periode akuntansi selama usia manfaatnya dengan cara mengalokasikan sebagian dari harga perolehannya. Contoh: pembelian gedung, tanah, peralatan, dll.
2)      Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure) adalah pengeluaran yang manfaatnya hanya dinikmati dalam peripde akuntansi saat terjadinya pengeluaran. Pengeluaran pendapatan pada periode terjadinya merupakan beban yang dipertemukan dengan penghasil an yang diperoleh pada periode yang bersangkutan. Contoh : pembayaran gaji administrasi kantor, gaji akuntan, rekening listrik dan telepon, komisi penjualan, dll.

Untuk menentukan apakah suatu pengeluaran diperlakukan sebagai pengeluaran modal atau sebagai pengeluaran pendapatan, bias dengan memperhatikan masa manfaatnya. Selain itu dapat juga memperhatikan besarnya nilai pengeluaran yang bersangkutan. Misalnya, pengeluaran untuk pembelian peralatan kecil seperti obeng yang dapat digunakan dalam masa yang lebih dari satu periode akuntansi, tetapi karena nilainya relative kecil maka pengeluaran tersebut dapat saja diperlakukan sebagai pengeluaran pendapatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar