Sebagai contoh, suatu perusahaan manufaktur membebankan
BOP dengan tarif 35% dari penggunaan Biaya Bahan Baku.
Data produksi dan BOP yang sesungguhnya terjadi dalam
bulan Juli 2008 sebagai berikut :
Produk yang diproses dalam bulan Juli 2008 :
Pesanan No. 01, menggunakan bahan baku sebesa Rp 10.000.000,00
Pesanan No. 02, menggunakan bahan baku sebesar Rp 20.000.000,00
Pesanan No. 03, menggunakan bahan baku sebesar Rp 15.000.000,00
Jumlah biaya bahan baku yang digunakan dalam bulan Juli
2008 Rp 45.000.000,00
Biaya Overhead Pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam
bulan Juli 2008 adalah :
Biaya tenaga kerja tidak langsung ……………………………….. ........Rp 5.500.000,00
Biaya penyusutan mesin-mesin bulan Juli 2008 …………………....Rp 3.000.000,00
Biaya bahan penolong ………………………………………………………….....Rp 3.500.000,00
Biaya penyusutan gedung pabrik bulan Juli 2008 …………………..Rp
1.000.000,00
Biaya listrik bagian produksi bulan Juli 2008 ………………….......Rp
2.100.000,00
Biaya produksi tidak langsung lain-lain ………………………………Rp 850.000,00
Total
BOP yang sesungguhnya ….. Rp 15.950.000,00
Dari data di atas dapat dibuat jurnal-jurnal sebagai berikut:
1)
Jurnal mencatat BOP yang sesungguhnya
BOP yang sesungguhnya terjadi
dicatat debet dalam akun-akun yang terkait pada saat terjadi atau pada saat
pengakuannya. Pada akhir periode tertentu misalnya pada akhir bulan, seluruh
biaya produksi tidak langsung ditampung (dipindahkan) ke dalam akun BOP yang
Sesungguhnya. Maka data BOP sesungguhnya pada contoh di atas pada tanggal 31
Juli 2008 dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut :
Tanggal
|
Akun
|
Nomor
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Juli 31
|
BOP Sesungguhnya
|
15.950.000
|
-
|
|
-
Gaji dan Upah
|
-
|
5.500.000
|
||
-
Biaya Peny. Mesin
|
-
|
3.000.000
|
||
-
Sediaan Bahan Penolong
|
-
|
3.500.000
|
||
-
Biaya Peny. Gedung Pabrik
|
-
|
1.000.000
|
||
-
Biaya Listrik
|
-
|
2.100.000
|
||
-
Biaya Prod. Tdk lsng lain
|
-
|
850.000
|
Jadi, jurnal untuk mencatat
pengumpulan BOP yang sesungguhnya adalah sebagai berikut :
BOP
yang Sesungguhnya …………………………………………. Rp xxx -
-
Akun-akun yang dikredit ……………………………… - Rp xxx
2)
Jurnal mencatat BOP yang dibebankan
Dalam contoh di atas, BOP yang
dibebankan pada tiap produk pesanan dicatat dalam kartu harga pokok berdasarkan
pemakaian biaya bahan baku yang digunakan untuk masing-masing produk. Sementara
BOP yang dibebankan kepada produk yang diproses dalam bulan Juli 2008 dicatat
dalam jurnal sebagai berikut :
Juli 31
|
BDP-Biaya Overhead Pabrik
|
15.750.000
|
-
|
|
-
BOP Dibebankan
|
-
|
15.750.000
|
||
Dari jumlah BOP Dibebankan
tersebut, pada akhir periode dipindahkan ke dalam akun BOP Sesungguhnya dengan
jurnal sebagai berikut :
Juli 31
|
BOP Dibebankan
|
15.750.000
|
-
|
|
-
BOP Sesungguhnya
|
-
|
15.750.000
|
||
Setelah akun BOP Dibebankan
dipindahkan, akun BOP Sesungguhnya menunjukkan jumlah debet Rp 15.950.000,00
dan jumlah kredit Rp 15.750.000,00. Data tersebut menunjukkan adanya selisih
BOP yang merugikan sebesar Rp xxx. Artinya BOP Sesungguhnya lebih besar dari
BOP Dibebankan.
3)
Jurnal
mencatat selisih BOP
Selisih BOP yang timbul pada suatu
periode dapat dibebankan kepada akun Harga Pokok Penjualan atau kepada akun
Ikhtisar laba Rugi. Jika selisih BOP adalah selisih merugikan seperti pada
contoh di atas, jurnal yang diperlukan untuk mencatat selisih BOP adalah
sebagai berikut :
Juli 31
|
Harga Pokok Penjualan
|
250.000
|
-
|
|
-
BOP Sesungguhnya
|
-
|
250.000
|
||
Atau dapat langsung dibuat jurnal
berikut (tanpa jurnal pemindahan BOP Dibebankan ke BOP Sesungguhnya) :
Juli 31
|
BOP Dibebankan
|
15.750.000
|
-
|
|
Harga Pokok Penjualan
|
200.000
|
-
|
||
-
BOP Sesungguhnya
|
-
|
15.950.000
|
Selisih BOP yang ,menguntungkan
timbul apabila BOP Sesungguhnya lebih kecil daripada BOP Dibebankan. Jurnal
yang dibuat sebagai berikut :
Juli 31
|
BOP Sesungguhnya
|
Rp
xxx
|
-
|
|
-
Harga Pokok Penjualan
|
-
|
Rp xxx
|
||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar